Keduanyaberjibaku membentuk karakter Ismail sedemikian rupa. Mereka mengajarkan pendidikan agama pada Ismail sejak dini. Ini sama dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam mendidik anak-anak muslim: “Didiklah anak-anakmu pada tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintai ahlu baitnya dan membaca al-Qur’an”. (HR. ViewTugas 3 TUGAS 3 at Terbuka University. 1. Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan fenomenanya, dan yang memerintahkan kepada manusia untuk Saiyidina Ali RA berkata “Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya”. Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya DidiklahAnak Kita Sesuai Zamannya Sabda Rasulullah SAW : “Ajarilah anak-anakmu sesuai zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian untuk Selengkapnya KataAli bin Abu Thalib, " Didiklah anakmu sesuai zamannya, karena tantangan anak-anakmu berbeda dengan zamanmu." Kira-kira begitu. Maka kita perlu berjuang menjadi partner terbaik anak, sehingga mereka tidak lari pada temannya, gawainya, atau hal-hal yang jauh dari jangkauan kita. Mari kita ciptakan momen ibadah, mengenal Allah, dsb, menjadi Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. didik anak sesuai zamannya eliawati sd silaturahim islamic school Didik anak sesuai zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Mendidik dan membesarkan anak adalah amanah Allah Swt yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Banyak hal yang harus diperhatikan untuk menentukan pola pendidikan yang terbaik bagi masing-masing anak, apalagi mereka tidak hidup di zaman dahulu. “Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu”. Demikian kata Ali bin Abi mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian Artinya, ilmu itu bersifat dinamis dan tidak tetap, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa depan. Sebuah pembelajaran bagi kita kalau segala sesuatu yang ada di dunia ini serba berubah, sesuatu yang hari ini adalah hal yang istimewa bagi kita di waktu 10 atau 20 tahun mendatang bisa jadi hanya hal yang biasa-biasa saja, sesuatu yang hari ini mustahil bisa jadi suatu saat nanti 10 atau 20 tahun mendatang adalah hal yang sangat mudah sekali. “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya” ketika zaman berubah tentu tantangannya pun berubah, baik itu tantangan bertahan hidup, tantangan dalam pergaulan, tantangan dalam menuntut ilmu serta tantangan lainnya. Perubahan zaman ini pun berdampak pada perubahan cara kita mendidik dan berkomunikasi dengan anak. Persiapkan anak kita untuk siap menghadapi zamannya bukan zaman kita. Ali bin Abi Thalib Ra. Mengelompokan menjadi 3 cara dalam memperlakukan anak 1. Didik anak sesuai zamannya Usia 0-7 tahun perlakukan anak-anakmu sebagai raja. Melayani anak di bawah usia 7 tahun dengan sepenuh hati dan tulus adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan. Banyak hal kecil yang setiap hari kita lakukan ternyata akan berdampak sangat baik bagi perkembangan perilakunya. 2. Anak sebagai tawanan usia 8-14 tahun Kedudukan seorang tawanan perang dalam islam sangatlah terhormat. Ia mendapatkan haknya secara proporsional, namun juga dikenakan berbagai larangan dan kewajiban. Usia 7-14 tahun adalah saat yang tepat dan pas bagi anak-anak kita untuk diperkenalkan dan diajarkan tentang hal-hal yang terkait dengan hukum-hukum agama, baik yang diwajibkan maupun yang dilarang. 3. Anak sebagai sahabat usia 15-21 tahun Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak menginjak akil baligh. Sebagai orang tua kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberikan contoh atau teladan yang baik seperti Berbicara dari hati ke hati Memberi ruang lebih setelah memasuki usia akil baligh agar anak tidak merasa terkekang, namun tetap dalam pengawasan kita. Mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat, waktu usia 15-21 tahun ini penting bagi kita untuk memberinya tanggung jawab yang lebih berat dan lebih besar, dengan begini kelak anak-anak kita dapat menjadi pribadi yang cekatan, mandiri, bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Demikian lah proses belajar bersama yang harus kita lakukan, semoga kita para orang tua, guru, dan orang dewasa dapat memberikan perlakuan yang tepat pada anak-anak kita, siapapun mereka, dari manapun mereka berasal, dan dimanapun mereka berada, karena anak-anak adalah tanggung jawab kita semua. Oleh Eliawati, Guru SD Silaturahim Islamic School Kunjungi juga Post Views 169 Oleh Ahmad Supardi *Sabda Rasulullah SAW "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian". Artinya, ilmu itu bersifat dinamis dan tidak tetap, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa hadist tersebut, sudah sangat jelas bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini serba berubah. Sesuatu yang hari ini istimewa, tapi pada 10 atau 20 tahun mendatang bisa jadi hanya hal yang biasa-biasa saja. Sesuatu yang hari ini mustahil, bisa jadi pada 10 atau 20 tahun mendatang adalah hal yang sangat mudah tahun 1981 atau sekitar 35 tahun lalu, tamatan SMA/ MA sederajat sangat dicari- cari untuk diusulkan jadi pegawai negeri sipil PNS, tapi sekarang atau sejak 5 tahun terakhir, jenjang SMA sama sekali tidak masuk dalam kategori penerimaan pegawai, kecuali honorer. Kondisi tersebut terus berubah, bahkan saat ini tamatan S1 atau S2 sudah tidak terlalu istimewa lagi, apalagi dimasa depan. Fenomena itu menggambarkan kemajuan zaman yang terus berubah. Karena itu, agar para guru, para orang tua terus mengembangkan pengetahuannya dalam Ilmu Pengetahuan, dan mengajarkan anak- anak sesuai dengan kepentingan masa yang akan datang, bukan masa kini apalagi masa lalu. Ketika zaman berubah tentu tantangannyapun berubah, baik itu tantangan untuk bertahan hidup, tantangan dalam pergaulan, tantangan dalam menuntut ilmu serta tantangan-tantangan lainnya. Perubahan zaman inipun berdampak pada perubahan cara kita mendidik dan berkomunikasi dengan di masa sekolah dahulu telah berubah. Dari mulai masa-masa berburu, dimana manusia bertahan hidup dengan cara cara berburuh, kemudian berkembang dengan mulai bercocok tanam, kemudian berkembang lagi dengan mulai pandai mengelolah hasil cocok tanam/ perkembangan zaman, berbagai macam teknologi mulai berkembang, seperti ditemukannya mesin dan sekarang masuk masa informasi. Jadi dapat kita lihat, orang yang paling sukses adalah mereka yang paling cepat menguasai informasi hal ini ditandai dengan serba mudahnya kita mendapatkan akses untuk sebuah informasi melalui teknologi orang bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, karena pada dasarnya manusia dianuegerahi kecerdasan, ada jutaan sel didalam kepala manusia untuk menopang itu. Bedanya adalah kesungguhan manusia untuk menggunakan otak, padahal semakin sering digunakan maka semakin pintar seseorang, tapi sebaliknya, semakin jarang otak digunakan maka otak akan semakin ilmu pengetahuan itu ada dalam Islam. Itu dijelaskan dalam banyak ayat dan hadist. Bahkan Allah akan meninggikan orang- orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat, dan sumber kebahagian dunia dan akhirat adalah dengan ilmu itu, kondisi tersebut menjadi 'PR' bagi guru dan orang tua dalam mempersiapkan anak- anak agar siap menghadapi tuntutan zamannya. Sehingga anak menjadi anak yang bermanfaat serta berdaya guna serta jadi amal kebaikan orang tua 2013 berusaha menyesuaikan dengan kondisi dinamis pendidikan, dimana didalamnya tidak hanya menekankan siswa untuk belajar ilmu-ilmu umum, tetap juga agama, etitut dan lainnya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan akan datang. Untuk itu, guru dan orang tua sangat berperan dalam membawa masa depan anak. Untuk itu, orangtua dan guru dapat berperan aktif dalam pendidikan anak- anak nya, sehingga tumbuh dan kembang sesuai yang dibutuhkan zaman dengan tidak lepas dari kontrol agama. * Kakanwil Kemenag Provinsi Riau sumber BOGOR – Rasulullah SAW memberikan tuntunan kepada orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan baik. Salah satu di antaranya hadis Rasulullah SAW yang menyuruh orang tua mendidik anaknya terkait tiga hal. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh At-Tabrani dari Ali bin Abi Thalib RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Didiklah anak-anakmu atas tiga hal mencintai nabimu, mencintai ahli baitnya dan membaca Alquran. Sebab, orang yang mengamalkan Alquran nanti akan mendapatkan naungan Allah pada hari ketika tiada naungan kecuali dari-Nya bersama para nabi dan orang-orang yang suci.” “Hadis di atas menegaskan perintah Nabi terkait tanggung jawab orang tua terhadap anaknya,” kata Ustaz Taufiqurrahman SQ saat mengisi pengajian guru Sekolah Bosowa Bina Insani SBBI di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, Jumat 13/9. Pada kesempatan tersebut, Ustaz Taufiqurrahman membahas kitab Mukhtarul Hadits an Nabawiyah, hadis 48. “Sebagai orang tua, kita harus mendidik anak-anak kita agar selalu mencintai Nabi Muhammad SAW, keluarga Nabi dan baca-tulis Alquran,” ujarnya seperti dikutip dalam rilis SBBI. Ia mengemukakan, yang dimaksudkan dengan mencintai dalam hadis di atas tidak hanya sekadar mengenal Nabi, keluarga Nabi dan Alquran. “Tidak kalah pentingnya adalah mengenal, memahami dan melaksanakan keteladanan dan pesan-pesan yang bersumber pada diri Rasulullah, keluarganya, dan Alquran,” paparnya. Taufiqurrahman mengemukakan, mendidik anak atas tiga hal di atas, pada saat ini tidak selalu mudah. Banyak tantangannya. Apalagi pada zaman gadget seperti ini ini. Anak-anak Indonesia, bahkan balita sudah sibuk memegang HP. Kalau orang tua tidak melakukan kontrol secara ketat, bisa berdampak negatif. “Saya beberapa waktu lalu berkunjung ke Cina. Di sana, negara produsen HP dan android, anak-anak tidak boleh memegang HP. Mereka baru boleh memegang HP saat sudah kuliah. Di Indonesia, anak-anak balita sudah main HP. Jadi, tantangan kita sebagai orang tua lebih berat lagi, untuk mengajak anak-anak kita mencintai Nabi, keluarga Nabi, dan baca-tulis Alquran,” paparnya. Ia mengutip ayat-ayat Alquran yang menegaskan pentingnya para orang tua memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan generasi Islam yang unggul dan taat kepada Allah. Salah satu di antaranya, QS An-Nisa ayat 9. “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” “Wahai para orang tua, hendaklah kalian merasa khawatir meninggalkan keturunan yang lemah. Lemah sumber daya manusianya, lemah agamanya, dan juga lemah akhlaknya,” ujarnya. Selain itu, kata Taufiqurrahman, takutlah kepada Allah dan ucapkanlah kepada mereka anak-anak ucapan yg benar. “Hal ini sangat penting, sebab orang tua menjadi madrasah sekolah pertama bagi anak-anak kita,” tuturnya. Ayat lain adalah Alquran Surat An Nahl ayat 78, “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” “Anak-anak lahir ke dunia dalam keadaan belum mempunyai ilmu apapun, belum mengetahui sesuatu apa pun. Karena itu, orang tua wajib wajib memberikan pendidikan yang sebaik-sebaiknya kepada anak-anaknya,” paparnya. ILMU itu bersifat dinamis dan tidak tetap, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa depan. Rasulullah SAW bersabda, “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian.” Dari hadist tersebut, sudah sangat jelas bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini serba berubah. Sesuatu yang hari ini istimewa, tapi pada 10 atau 20 tahun mendatang bisa jadi hanya hal yang biasa-biasa saja. Sesuatu yang hari ini mustahil, bisa jadi pada 10 atau 20 tahun mendatang adalah hal yang sangat mudah sekali. Seiring perkembangan zaman, berbagai macam teknologi mulai berkembang, seperti ditemukannya mesin dan sekarang masuk masa informasi. Jadi dapat kita lihat, orang yang paling sukses adalah mereka yang paling cepat menguasai informasi hal ini ditandai dengan serba mudahnya kita mendapatkan akses untuk sebuah informasi melalui teknologi digital. Semua orang bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, karena pada dasarnya manusia dianuegerahi kecerdasan, ada jutaan sel didalam kepala manusia untuk menopang itu. Bedanya adalah kesungguhan manusia untuk menggunakan otak, padahal semakin sering digunakan maka semakin pintar seseorang, tapi sebaliknya, semakin jarang otak digunakan maka otak akan semakin tumpul. Sumber ilmu pengetahuan itu ada dalam Islam. Itu dijelaskan dalam banyak ayat dan hadist. Bahkan Allah akan meninggikan orang- orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat, dan sumber kebahagian dunia dan akhirat adalah dengan ilmu pengetahuan. Untuk itu, kondisi tersebut menjadi PR’ bagi guru dan orang tua dalam mempersiapkan anak- anak agar siap menghadapi tuntutan zamannya. Sehingga anak menjadi anak yang bermanfaat serta berdaya guna serta jadi amal kebaikan orang tua kelak. Kurikulum 2013 berusaha menyesuaikan dengan kondisi dinamis pendidikan, dimana didalamnya tidak hanya menekankan siswa untuk belajar ilmu-ilmu umum, tetap juga agama, etitut dan lainnya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan akan datang. Untuk itu, guru dan orang tua sangat berperan dalam membawa masa depan anak. Untuk itu, orangtua dan guru dapat berperan aktif dalam pendidikan anak- anak nya, sehingga tumbuh dan kembang sesuai yang dibutuhkan zaman dengan tidak lepas dari kontrol agama. Sumber Khazanah Republika

didiklah anakmu dengan ilmu agama